Episode 13 (Bagian 2)Shi-kyeong menyampaikan permintaan Jae-shin pada Jae-ha. Lucunya Jae-ha bukannya bingung karena Shi-kyeong tidak jadi ikut WOC tapi karena Jae-shin sendiri yang meminta Shi-kyeong untuk tinggal.
“Dia sendiri yang mengatakan padamu kalau ia akan naik tahta?”
“Benar. Karena itu aku harus absen dalam WOC.”
“Apa rahasiamu? Dari Kim Hang-ah hingga Ja-eshin, cara apa yang kaugunakan untuk memikat mereka? Jangan bilang kalau kau “royal killer” alami,” ledek Jae-ha.
Shi-kyeong dengan serius membantahnya. Ia tidak pernah memikat mereka. Jae-ha berkata selera wanita memang unik. Jika berhasil, Shi-kyeong bisa menjadi menantu kerajaan.
Jae-ha pura-pura mengeluh mengapa harus Shi-kyeong. Padahal ia berangan-angan memiliki adik ipar yang humoris, mudah diajak bicara, bisa main golf dan bersenang-senang dengannya. Seseorang yang bisa diajak berteman.
Dasar Shi-kyeong. Ia serius menerima perkataan Jae-ha. Ia berkata dengan nada kesal kalau ia juga tidak bermaksud seperti itu. Puteri bukan tipe wanita yang ia sukai jadi Jae-ha tak perlu khawatir.
“Baiklah,” kata Jae-ha bingung,” Jika kau tidak mau ya sudah. Tapi mengapa kau tidak bisa bercanda sedikitpun? Dan lagi tipemu seperti apa? Dengan standar Jae-shin….” (lho kok malah promosi^^)
“Jika tidak ada lagi yang hendak dikatakan Yang Mulia, aku permisi dulu,” Shi-kyeong memberi hormat dan buru-buru pergi.
Jae-ha berkata ia belum selesai bicara, mengapa Shi-kyeong pergi begitu saja. Ia meminta Shi-kyeong mencari pengganti untuk WOC. Lalu ia memberi isyarat agar Shi-kyeong mendekat.
Jae-ha berkata informasi mengenai tempat liburan kakaknya hanya diketahui beberapa orang. Ia mencurigai adanya kebocoran. Karena itu ia meminta Shi-kyeong menyelidikinya.
“Maksud Yang Mulia, ada pengkhianat di antara kita?”
“Tim pengamanan, pengawal, kapten unit di mana kau bertugas, dan Kepala Sekretaris,“ Jae-ha terdiam sejenak. Shi-kyeong kaget juga ayahnya ikut diselidiki. Jae-ha meminta Shi-kyeong menyelidiki semuanya, kecuali anggota keluarga kerajaan.
Sekretaris Eun memberitahu Jae-shin jadwal kegiatan yang harus diikutinya. Tapi Jae-shin menolak semuanya. Ia hanya akan melakukan berberapa upacara keluarga, itu pun tidak boleh ada reporter di sana. Tapi Sekretaris Eun berkata ada satu acara yang tidak boleh tidak harus Jae-shin hadiri. Yaitu forum perdamaian peninsula di Jeju.
Acara itu diselenggarakan keluarga kerajaan, bagaimana bisa tuan rumah tidak hadir untuk menyambut para undangan. Jae-shin diam tak bisa mengelak lagi.
Sekretaris Eun kembali ke ruangannya. Ia mendapat daftar nama peserta forum perdamaian di Jeju. Ia terkejut saat melihat salah satu pesertanya adalah John Mayer. Asistennya berkata bukankah baik jika John Mayer hadir. Media luar negeri berspekulasi bahwa John akhirnya akan menampilkan jati dirinya (selama ini di belakang layar).
Sekretaris Eun menelepon Klub M. Tapi ia langsung menutup teleponnya saat melihat pintu ruangannya dibuka. Shi-kyeong masuk. Ia hendak menanyakan sesuatu tentang Anmyeondo pada ayahnya. Ada laporan tak konsisten mengenai keamanan tempat itu.
Sekretaris Eun terkejut, mengapa Shi-kyeong menanyakan tentang hal itu. Shi-kyeong berkata laporan awal mengatakan kalau perapian telah diperiksa keamanannya tapi laporan terbaru mengatakan kalau perapian itu tidak diperiksa.
“Aku tanya mengapa kau menyelidiki hal ini?’ tanya Sekretaris Eun marah. Shi-kyeong terdiam melihat sikap ayahnya. Ia berkata ia diperintahkan oleh Jae-ha. Ia juga mengatakan kalau Jae-ha mencurigai adanya pengkhianat di istana.
Sekretaris Eun bertanya siapa saja yang akan diselidiki. Shi-kyoeng menjawab, semua orang kecuali anggota keluarga kerajaan. Sekretaris Eun teringat pada perkataan Jae-ha: “Paman tidak akan membohongiku, kan?”
Melihat ayahnya kesal, Shi-kyeong berkata walau Jae-ha memerintahkan semua orang diselidiki, tapi Sekretaris Eun tidak akan termasuk orang yang dicurigai karena ayahnya adalah orang kepercayaan Jae-ha. Tepat saat itu, Jae-ha menelepon Sekretaris Eun.
Sekretaris Eun menemui Jae-ha. Jae-ha memperlihatkan seragam WOC yang akan dipakainya, berikut pita kuning di lengan seragam itu yang menunjukkan kalau ia menjadi pemimpin tim. Walau ia hanya berpangkat letnan dua tapi ia adalah Raja jadi ia komandan tertinggi militer.
Sekretaris Eun tidak terkesan. Ia melaporkan kalau John Mayer akan hadir dalam forum perdamaian di Jeju. Jae-ha terdiam. Ia tahu Bong-gu tidak akan diam begitu saja. Sekretaris Eun berkata John Mayer juga akan hadir dalam acara makan malam yang akan dihadiri Puteri. Apakah Jae-ha tetap akan pergi begitu saja?
Jae-ha terlihat khawatir. Tapi ia meyakinkan dirinya kalau itu adalah acara resmi. Dengan adanya begitu banyak orang, Bong-gu tidak akan berani membuat keributan.
Sekretaris Eun masih khawatir. Tapi Jae-ha berkata Sekretaris Eun akan ada di sana. Ia mengandalkan Sekretaris Eun untuk menjaga Jae-shin.
“Aku percaya padamu, Paman,” kata Jae-ha sambil tersenyum. Sekretaris Eun tak bisa berkata apa-apa lagi.
Malamnya, Jae-ha mengajak Hang-ah berkencan di halaman istana. Saat Hang-ah datang, Jae-ha sedang sibuk memanggang makanan. Berkemah di halaman istana^^
Hang-ah berkata kompetisi akan dimulai lusa, mengapa Jae-ha masih ada di halaman, seharusnya ia sedang berlatih untuk meningkatkan kekuatan fisiknya. Jae-ha berkata yang terpenting adalah menyatukan semangat tim.
Mereka toss dan minum bersama. Jae-ha hanya minum sedikit, Hang-ah menghabiskan isi gelasya dalam satu tegukan. (warning: cara ini not recommended, aku pernah melakukannya dan berakhir hoek-hoek di tengah acara ulang-tahun calon ipar dan ada calon mertua pula…..benar-benar peristiwa memalukan >,< )
Jae-ha menyinggung tentang cinta pertamanya. Hang-ah langsung meradang. Ia berkata sebelum menyatukan semangat, apa Jae-ha perlu dipukul lebih dulu.
“Apa boleh buat, ia terlalu cantik,” jawab Jae-ha. Hang-ah langsung cemberut kesal. Jae-ha tertawa geli. Ia menggeser kursinya ke samping kursi Hang-ah dan memintanya duduk kembali.
“Tapi, ia sangat sombong dan pintar,” kata Jae-ha.
Kilas balik:Jae-ha kecil disekolahkan di sekolah umum oleh ibunya dengan menyembunyikan identitasnya. Suatu hari, Jae-ha berlari di lorong sekolah dan tak sengaja menubruk seorang anak perempuan. Ia langsung terpesona pada anak perempuan itu dalam pandangan pertama. Walau anak perempuan itu terus bersikap dingin padanya, ia tetap sangat menyukai anak itu. Bagaimanapun mereka merahasiakannya, akhirnya identitas Jae-ha yang sebenarnya terkuak. Tidak sampai 3 hari, semua orang di sekolah itu tahu Jae-ha adalah seorang pangeran. Dan sejak saat itu sikap anak perempuan itu berubah 180 derajat padanya. Ia menggandeng tangan Jae-ha dan mengambil foto bersama. Tapi baginya itu terasa menakutkan.
“Cinta pertama orang lain sepertinya lembut dan tenang, dan mereka ingin mnyimpan kenangan itu seumur hidup mereka. Tapi, aku ingin melupakannya.”
Jae-ha berkata semua orang seperti itu. Berubah saat tahu ia seorang Pangeran. Sejak itu ia selalu berpikir dunia dan semua orang adalah sama. Memperlakukannya dengan baik hanya karena ia seorang Pangeran. Ia menyerah dan memutuskan untuk menikmati statusnya. Tapi, meski ia bertemu dengan orang ia sukai, ia menjaga jarak dan tidak bisa mempercayai orang itu.
“Tapi….hidup seperti itu, membuat orang akan merasa….kesepian,” katanya.
Hang-ah menatap Jae-ha dengan simpati. Akhirnya ia mengerti mengapa Jae-ha sebentar bersikap baik, sebentar menyebalkan, dan tidak bisa mempercayainya saat mereka pertama bertemu. Ternyata Jae-ha orang yang pernah terluka dan merasa kesepian. Hang-ah meletakkan tangannya di atas tangan Jae-ha.
Jae-ha menempelkan pipinya ke telapak tangan Hang-ah. “Terima kasih karena berada di sisiku, “ katanya lembut. Hang-ah tersentuh.
“Kita harus menang sampai akhir,” kata Jae-ha lagi. Hang-ah mengangguk. (jika mereka kalah, mereka batal bertunangan lho)
Jae-ha mengecup bibir Hang-ah. Keduanya tersenyum.
Hari pelaksanaan WOC. Jae-ha dan timnya telah tiba di Jepang. Jae-ha akan menjadi pemimpin tim gabungan Utara dan Selatan. Dalam acara penerimaan tim, Jae-ha meminta dirinya tidak dipelakukan berbeda karena ia sekarang adalah pemimpin tim gabungan Korea Utara dan Selatan, bukan Raja Korea Selatan.
Mereka tiba di hotel tempat para perwira akan tinggal selama WOC berlangung. Tim-tim dari negara lain telah sibuk berlatih. Mereka telah berlatih dan menyesuaikan diri di Jepang sejak sebulan lalu. Tim Korea terlambat masuk. (Tapi aku yakin tidak ada tim lain yang menjalani latihan penuh gejolak seperti tim mereka^^)
Mereka pergi menemui tim Utara yang telah lebih dulu tiba yaitu Kang-seok dan Young-bae. Jae-ha mengulurkan tangan dan menyapa mereka dengan ramah. Kang-seok dan Young-bae memberi hormat dengan kaku. Mereka memberi hormat pada Jae-ha sebagai Raja.
Jae-ha mengeluh, jika mereka kaku dan tegang seperti itu selama kompetisi, bagaimana mereka bisa bertahan melewati ronde kedua. Ia memegang pundak Kang-seok dan meminta mereka bersikap lebih santai.
Kang-seok tersenyum. Ternyata ia dan Young-bae hanya bercanda. Young-bae langsung memeluk Jae-ha dan menggelitikinya. Hang-ah menjabat tangan Kang-seok erat-erat. Kang-seok dan Dong-ha saling menyindir tapi tetap akrab.
Akhirnya mereka ramai-ramai menggelitiki Jae-ha. Hang-ah tertawa sementara pengganti Shi-kyeong bengong. Ia heran Raja-nya begitu akrab dan santai bersama para perwira Utara. (kabarnya Lee Seung-gi ini bener-bener tak tahan geli. Ia tak tahan digelitiki^^ Tawa gelinya dalam episode ini benar-benar asli =D)
Sekretaris Bong-gu memberitahu Bong-gu bahwa Sekretaris Eun terus menelepon dan ingin berbicara. Tapi Bong-gu berkata biarkan Sekretaris Eun merasa gugup. Ia pasti menduga target Bong-gu kali ini adalah Jae-shin.
Jae-shin dinobatkan menjadi Ratu sementara menggantikan Jae-ha.
Bong-gu dan Sekretarisnya telah tiba di Jeju. Mobil yang mereka kendarai antri menunggu pemeriksaan keamanan. Bong-gu kesal karena dalam pemberitaan media, fotonya dipasang paling kecil, seakan ia orang yang tidak penting. Sekretaris Bong-gu bertanya apakah Bong-gu benar-benar tidak akan melakukan apa-apa mengenai WOC. Bong-gu berkata ia telah dilahirkan kembali, sekarang ia John Mayer yang menyukai perdamaian.
Sekretarisnya mengingatkan Jae-ha mengikuti kompetisi, dan jika ia berhasil maka ia akan menikah. Bukankah itu menyentuh, kata Bong-gu.
“Demi memenuhi impian kakaknya, ia terjun ke medan perang. Jika kau tak mau membantunya tak apa, tapi jika kau masih mau mengganggunya, apa seorang manusia akan melakukan hal seperti itu? Ah..Lee Jae-ha benar-benar bisa membuat orang terharu,” ujar Bong-gu.
Hmmm…tidak mungkin kan Bong-gu mendadak normal?
Bong-gu berkata tetap saja tim Utara dan Selatan ini membutuhkan keberuntungan. Dan apakah mereka akan mempunyai keberuntungan itu? Bong-gu melakukan trik sulap, seakan mengeluarkan sebuah bola dari dalam mulutnya. Bola itu berwarna ungu bertuliskan : WOC. See? Tidak mungkin ia tiba-tiba normal (-_-“)
Bola-bola yang sama berada dalam sebuah wadah kaca. Itu adalah tempat pengundian lawan yang akan dihadapi para peserta dalam ronde pertama kompetisi ini. Wadah itu ditempatkan di panggung tempat pembukaan WOC.
Jae-ha dan timnya tidak mendengarkan kata sambutan. Mereka sibuk membicarakan siapa yang kira-kira akan menjadi lawan mereka. Menurut Dong-ha, lawan yang termudah adalah Italia. Walau tentara mereka hebat tapi perwiranya tidak begitu.
Kedua adalah Belanda. Walau tubuh mereka tinggi tapi mereka tidak bisa melewati ronde pertama tahun lalu.
“Bagaimana dengan Turki?” tanya Kang-seok.
“Mereka itu sahabat kita,” sahut Jse-ha, ”mereka membantu kita dalam Perang Korea.”
Kang-seok dan Hang-ah merengut. Perang Korea itu perang antara Korea Utara dan Selatan. Kalau Turki membantu Korea Selatan, berarti waktu itu mereka melawan Korea Utara.
Kalau begitu mengapa kita tidak melawan Cina saja (yang sebaliknya, membantu Korea Utara dalam perang Korea), kata Kang-seok berapi-api hingga seisi ruangan hening. Ahirnya mereka sepakat menyisihkan negara-negara yang menjadi teman Utara dan Selatan.
Bong-gu akhirnya bersedia berbicara dengan Sekretaris Eun. Sekretaris Eun langsung menanyakan maksud Bong-gu hadir dalam forum ini. Bong-gu bertanya apa maksud perkataan Sekretaris Eun. Ia diundang tentu saja ia datang.
“Jika kau masih berencana untuk mengancam Puteri...”
“Mengapa aku mau mengganggu orang cacat dan tak bersemangat? Tapi, dibandingkan mengkhawatirkan Puteri, bukankah kau harusnya mengkhawatirkan dirimu sendiri?” tanya Bong-gu tenang, “Kudengar kau memiliki seorang putera. Terlebih lagi, dia pengawal dan tangan kanan Raja. Kudengar ia sangat menghormati ayahnya.”
Bong-gu tertawa kecil, “Jika ia tahu ayahnya dan aku saling mengenal, apa yang akan terjadi?”
Sekretaris Eun terdiam.
Jae-shin sangat gugup dengan kemunculan pertamanya di depan publik. Shi-kyeong berkata walau ia tidak bisa berdiri di panggung dengan Jae-shin, ia akan selalu berdiri di tempat yang bisa Jae-shin lihat. Ia menghibur Jae-shin, ia hanya harus berbicara satu kalimat di panggung.
Jae-shin memegang lengan seragam Shi-kyeong. Ia bertanya apakah banyak orang yang datang. Apakah ruangan itu penuh terisi. Apakah semua orang itu akan melihatnya? Mata Jae-shin berkaca-kaca ketakutan.
Shi-kyeong berjongkok di depan Jae-shin. Ia bertanya apakah Jae-shin masih ingat saat mereka melihat bintang jatuh.
“Waktu itu, aku sebenarnya tidak melihat bintang jatuh. Karena Puteri jauh lebih bersinar daripada bintang itu. Dan sekarang pun masih seperti itu.”
Air mata Jae-shin jatuh. Shi-kyeong tersenyum menenangkan.
Hang-ah keluar ruangan dan menelepon ayahnya. Ia bertanya apakah ayahnya sudah melakukan apa yang ia minta. Ayahnya telah melaksanakannya dan akan mengirim hasilnya melalui SMS. Jika diikuti, maka tim Korea pasti akan menang.
Hang-ah kembali ke ruangan. Ia membuka pesan dari ayahnya. Ayahnya memberitahu tim-tim mana yang harus menjadi lawan mereka agar mereka berkesempatan menang. Negara-negara itu adalah Italia, Belanda, Mesir, dan Iran.
Proses pemilihan lawan adalah melalui pengundian. Tahun lalu tim pemenang WOC tahun sebelumnya yang berhak memilih lawan terlebih dahulu. Tapi tahun ini, para negara pemenang tahun lalu, yaitu Amerika, Cina, dan Inggris, memberikan kesempatan pada negara-negara yang baru pertama kali mengikuti WOC untuk memilih lawan terlebih dulu.
Jae-ha berkata ketiga negara itu selalu berpura-pura murah hati setiap kali ada kesempatan. Menurut Hang-ah, mereka bukan bermurah hati tapi yakin bisa menang melawan siapapun yang menjadi lawan mereka.
Menurut urutan abjad, India diberi kesempatan memilih lawan terlebih dulu. Hang-ah berkata tim India cukup hebat. Populasinya saja 1 miliar orang dan memiliki hubungan yang baik dengan negara-negara tetangga. Mereka juga telah mengembangkan militer mereka.
Jae-ha berharap India melawan Cina, tapi ternyata mereka akan melawan Mesir. Hang-ah dan Jae-ha menarik nafas kecewa. Tersisa Italia, Belanda, dan Iran.
Berikutnya Italia dipersilakan mengundi lawan. Saking tegangnya Hang-ah berteriak agar mereka memilih Korea^^
Ternyata Italia akan melawan Inggris.
“Apa-apaan ini?Mereka seharusnya memilih kita sebagai lawan. Kita kan Italia dari Timur,” keluh Hang-ah.
“Italia dalam masalah kali ini, Inggris itu sangat kuat,” sahut Jae-ha.
“Korea!”
Hang-ah dan Jae-ha terkejut. Semua bertepuk tangan. Hang-ah dan Jae-ha bangkit berdiri dengan tegang.
Di Jeju, acara makan malam untuk forum perdamaian peninsula akan dimulai. Shi-kyeong memasuki aula. Para undangan, termasuk Bong-gu, telah duduk di meja mereka. Sekretaris Eun dan Ibunda Raja juga berada disana. Ibunda Raja terlihat tegang.
Jae-shin sangat tegang tapi ia menjalankan kursi rodanya memasuki aula tempat makan malam.
Di Jepang, Jae-ha dan Hang-ah bergandengan tangan menaiki panggung. Mereka berdiri di depan wadah pengundian. Jae-ha yang akan memilih bolanya. Semua mengunggu dengan tegang. Kang-seok dan Dong-ha berharap lawan mereka Belanda atau Iran.
Jae-ha tak juga memilih bolanya. Hang-ah beringsut mendekatinya dan berbisik.
“Jika kau terlalu lama memilih, keberuntunganmu akan hilang. Ambil saja bola pertama yang terpegang olehmu.” Ia mengangguk memberi semangat pada Jae-ha.
Jae-ha menggerakkan tangannya di atas bola-bola itu, tiba-tiba sebuah bola masuk ke dalam genggaman tangannya. Ia mengangkatnya dan membuka stiker yang menutupi gambar bendera negara yang akan menjadi lawan mereka. Tanpa melihat siapa yang akan menjadi lawan mereka, ia langsung mengacungkan bola itu ke hadapan para hadirin.
Semua terdiam begitu melihat siapa yang akan menjadi lawan Korea.
“Tim Amerika!”
Tim Amerika bersorak girang. Hang-ah dan Jae-ha tersentak. Mereka berbalik dan melihat bendera Korea berdampingan dengan bendera Amerika sebagai lawan mereka untuk ronde pertama. O-ow…
Comments
Post a Comment
silahkan komentar disini, dan gunakan bahasa yang baik dan benar, dan juga saya beritahukan blog ini DOFOLLOW.